Friday, April 25, 2014

Embun Pagi 5 - Evaluasi.

Setetes embun di pagi hari, selalu memberikan sensasi tersendiri untuk saya. Men-sejuk-kan hati dan menimbulkan beragam ide brilian dalam pikiran. Demikian juga, saya berharap bahwa tulisan yang saya beri nama Embun Pagi ini, bisa mencerahkan hati dan menimbulkan beragam ide dalam benak para pembaca.Semuanya adalah sepenggal kisah dalam kehidupan saya.

-Bow-

Evaluasi

Ada sebuah kebiasaan unik yang selalu saya lakukan, selalu.. dan akhirnya hal tersebut menjadi sebuah hobi. Hal itu adalah, mengevaluasi diri sendiri.
Dan hobi tersebut, membuat saya menjadi lebih sering diam dan merenung, karena banyak sekali hal yang dapat di evaluasi, dan memang seru sekali!
Evaluasi itu mencakup banyak hal, seperti pasang surut yang terjadi dalam kehidupan saya, badai kehidupan yang menerpa, keajaiban dan mukjizat yang saya alami, berkat dalam bentuk apapun, progres saya dalam bisnis, asmara, dan tentu saja, yang paling penting.. jati diri.

Pertanyaan yang saya ajukan pada diri saya sendiri, biasanya dimulai dari kalimat seperti, 
A. 5 tahun lalu saya ngapain ya?
B. 10 tahun yang lalu saya ngapain ya?
C. 5 tahun yang akan datang, apa yang ingin saya capai?

Lantas, berkembang menjadi,
D. Apakah saya puas dengan kondisi saat ini? 
E. Apakah 5 tahun yang lalu saya menduga, bahwa sekarang kehidupan saya seperti ini?
F. Apakah saya berubah? Apanya yang berubah?

Dan jika saya memiliki banyak waktu, maka pertanyaan berikutnya menjadi,
G. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi pada saya?
H. Bagaimana cara saya lolos dari hal tersebut? 
I. Apakah saya berubah? Apakah perubahan tersebut positif? 
J. Ada berapa wanita yang pernah menjalin asmara dengan saya? Siapa saja? 
Dan lain lain.

Dan jawabannya terkadang membuat saya terkejut, walaupun yang dibahas adalah kehidupan saya sendiri.
Karena seringkali, dengan segala kesibukan yang kita alami, kita tidak sadar dengan apa yang telah kita lakukan, dan tidak memetik pelajaran dari peristiwa yang telah terjadi.
Dan itulah gunanya evaluasi.

Saya tahu, tentunya pertanyaan pertanyaan di atas akan memancing rasa penasaran akan jawabannya.
Namun marilah tidak kita bahas itu pada saat ini, karena akan menjadi terlalu panjang, dan beberapa sifatnya rahasia, alias Top Secret, terutama pertanyaan nomer J.
Sebagai gambaran sekilas, pada saat tulisan ini dibuat, usia saya mendekati 28 tahun dan 10 bulan.
Jadi, 5 tahun lalu usia saya 23 tahun 10 bulan (Tahun 2009 bulan April), dan 10 tahun lalu usia saya 18 tahun 10 bulan (Tahun 2004 bulan April).

Tentu saja, pertanyaan yang menarik adalah apakah saya masih ingat, peristiwa apa yang terjadi pada bulan tersebut di tahun tersebut? Apakah ada dari kita semua yang membaca tulisan ini, yang ingat, peristiwa apa yang terjadi di kehidupan kita masing masing?
Saya yakin.. hanya 10% nya saja yang akan ingat, 40% nya akan mencoba mengingat, namun gagal, dan 50% sisanya bahkan malas untuk mengingat ingat.

Sedikit cerita, 10 tahun lalu, pada tahun 2004 bulan April, saya masih kuliah, di Curtin University of Australia, dan menjalani kehidupan mahasiswa pada umumnya.
Saya adalah seorang mahasiswa yang gemar foya foya, tidak pernah bekerja (Pertama kali bekerja pada tahun 2005), hobi kebut kebutan, suka mencari perkara, suka bermain dengan asmara dan kurang patuh terhadap orang tua.
Luar biasa.. masa muda yang penuh warna.

Dan 5 tahun lalu, pada tahun 2009 bulan April, saya sudah pulang ke Indonesia dan menekuni dunia bisnis di bidang bengkel dan otomotif. (Pulang ke Indonesia pada awal tahun 2008)
Kebetulan, bulan April tahun 2009 adalah salah satu bulan yang bersejarah di kehidupan saya, karena terjadi lompatan yang cukup besar dalam petualangan saya di dunia bisnis.
Pada bulan April 2009, untuk pertama kalinya saya kongsi atau patungan usaha dengan teman teman.
Saya dan teman teman mengakuisisi sebuah tempat billiard yang lagi merugi, dan bersamaan pula dengan itu, bisnis Bursa HP saya dimulai.
Dalam 5 tahun, dari 2004 ke 2009, kehidupan saya berubah 180 derajat dari seorang mahasiswa yang terlalu menikmati hidup, menjadi seorang pemuda ambisius yang sangat workaholic.
Dan saya sangat bersyukur untuk hal itu.

Pertanyaan pertanyaan selanjutnya adalah perbandingan tahun 2009 dan 2014, dan apa yang ingin saya capai di tahun 2019.
Sejauh mana saya bisa membuat perbedaan dalam kurun waktu 10 tahun?
Dan seterusnya.. dan seterusnya.
Begitulah kira kira, proses evaluasi yang sudah menjadi hobi saya tersebut.

Singkat cerita, saya jadi sering berdialog dengan diri sendiri, dan selalu membuat catatan kecil akan perjalanan hidup saya.
Namun, hal tersebut ternyata sangat berguna.
Apa gunanya?
1. Kita dapat memantau progres kita, baik itu kemajuan maupun kemunduran.
2. Andaikan progres mengalami kemajuan, bagaimana cara membuatnya menjadi lebih pesat?
3. Andaikan progres mengalami kemunduran, kita sadar lebih awal, dan berusaha memperbaikinya.
4. Kita jadi lebih memahami diri sendiri, beserta segala perubahan sifat dan karakter kita.
5. Andaikan sifat dan karakter kita berubah, peristiwa apa yang merubah kita, sehingga kita menjadi orang yang seperti sekarang ini.
6. Kita dapat menentukan target kita, dan memantau, sejauh apa kita dari target tersebut secara berkala.
Dan lain lain.

Hal ini, terkadang saya share-kan dengan rekan rekan saya, walaupun saya yakin, hanya kurang dari 30% dari mereka yang mencoba melakukan evaluasi dalam kehidupannya, dan kurang dari 20% dari mereka yang melakukannya secara rutin.
Ketika lagi berkumpul bersama teman teman, tidak mungkin saya membahas hal ini secara panjang lebar, jadi pertanyaan yang saya ajukan hanya, 
1. Ayo coba di ingat ingat, 5 tahun lalu kalian ini bagaimana? Kalian ngapain saja?
2. Kalau sekarang..?
3. Nah.. kira kira 5 tahun ke depan, kita pingin jadi orang yang bagaimana?
Hanya sebatas itu.. dan jawaban masing masing dari mereka, sungguh bervariatif.

Seorang sahabat saya di perantauan sewaktu masih di Australia, pernah memberikan nasihat yang menurut saya waktu itu sangat keren.
Sebagai figur yang beberapa tahun lebih tua dari saya, beliau menganggap saya seperti adiknya sendiri, dan sering sekali memberikan petuah dan nasihat.

Nasihatnya adalah:
- Ketika kamu kehilangan uang, tidak apa apa, tidak menjadi masalah. Ketika kamu kehilangan anggota keluargamu, itu baru menyakitkan. Tapi, ketika kamu kehilangan jati diri dan karaktermu, maka kamu telah kehilangan semuanya. -

Bagi saya waktu itu, nasihat itu terdengar sangat keren, tanpa saya tahu makna mendalam yang ada di baliknya. Pokoknya keren.
Bertahun tahun kemudian, setelah menimba lebih banyak pengalaman tentang hidup ini, saya memahami sesuatu.
Bahwa waktu, situasi, kondisi, tragedi.. dan lain lain... dapat merubah seseorang.

Tidak usah jauh jauh, bahkan orang terdekat kita, entah itu sahabat, pacar, istri, maupun suami, bisa dalam waktu yang sangat singkat tiba tiba berubah.
Dan sering sekali terjadi, baik itu di dalam film maupun di dunia nyata, kita berkata kepada orang terdekat kita tersebut, "Kamu berubah ya!"
Seolah kita tidak lagi mengenal figur yang seharusnya kita kenal dengan baik tersebut.
Aneh bukan?

Ada seseorang yang dulunya baik dan lembut, tiba tiba menjadi kejam dan sangat kasar.
Bagaimana seseorang yang dulunya begitu bejat dan brengsek, kini menjadi seorang pengusaha teladan yang dermawan.
Saya mempelajari bahwa hidup yang keras ini, dapat merubah seseorang, bahkan sampai ke dasarnya, sampai ke karakter fundamentalnya.
Dan.. periode 5 tahun adalah waktu yang lebih dari cukup bagi seseorang untuk berubah, baik itu positif maupun negatif.

3 minggu yang lalu, saya liburan bersama orang tua ke benua Eropa, berangkat tanggal 5 April, dan pulang tanggal 19 April.
Lebih dari sekedar liburan, banyak hal yang saya pelajari di sana.
Salah satu hal yang paling mengusik pikiran saya, adalah sejarah dari lukisan Leonardo Da Vinci, yaitu "The Last Supper."

Leonardo Da Vinci, adalah seniman legendaris asal Italia yang banyak menelurkan karya seni abadi yang luar biasa, Monalisa adalah salah satunya.
Dan salah satu karya seninya yang menuai banyak pujian adalah lukisan berjudul "The Last Supper"yang menggambarkan perjamuan terakhir Yesus beserta ke 12 orang muridnya, tepat sehari sebelum Yesus ditangkap dan disalibkan, yang diperingati oleh orang Kristen Katolik sebagai hari Kamis Putih.
Dan pada hari Kamis Putih tahun 2014, saya tepat berada di Vatican dan sempat mengikuti ibadah di dalam gereja tersebut, dan sekaligus mempelajari sejarahnya.

Lukisan "The Last Supper" selain menuai banyak pujian, juga menimbulkan banyak kontroversi tentang makna dan asal usul serta sejarahnya.
Salah satu versi sejarah tentang lukisan tersebut, sangat mengusik pikiran saya.
Lukisan Perjamuan Terakhir itu adalah lukisan Yesus dan ke 12 muridnya, yang artinya ada 13 orang dengan berbagai macam kharakter ada di dalam lukisan itu.
Sebagai seorang seniman yang perfeksionis, Da Vinci mencari figur model yang tepat untuk masing masing individu, sehingga lukisan itu akan tampak nyata, dan seakan memiliki ruh.

Da Vinci mulai melukis The Last Supper pada tahun 1495, dan butuh waktu bertahun tahun untuk menyelesaikan lukisan itu, dikarenakan sang maestro haruslah menemukan figur yang tepat sebelum melukis figur Yesus maupun ke 12 muridnya.
Singkat cerita, akhirnya Da Vinci menemukan sosok figur Yesus yang ideal. Seseorang yang memiliki ekspresi wajah yang damai, penuh cinta kasih, kalem, ramah dan tanpa dosa.
Dan Yesus, adalah figur pertama yang dilukis oleh Da vinci.

Bertahun tahun berlalu, namun lukisan The Last Supper tak kunjung selesai. Hal ini dikarenakan Da Vinci mengalami kesulitan untuk menemukan figur wajah yang sesuai untuk Yudas Iskariot yang telah mengkhianati Yesus.
Da Vinci mencari seseorang yang memiliki wajah yang kejam, jahat, licik, serakah dan penuh dosa untuk menggambarkan sosok Yudas Iskariot. Ternyata tidak mudah.
Akhirnya, setelah 10 tahun mencari, Da Vinci menemukan sosok tersebut di dalam sebuah penjara.
Ya, tentu saja, jika ingin mencari sosok yang jahat, penjara adalah tempat yang paling ideal. Banyak pilihan dan variasi yang dapat ditemukan.

Alhasil, si penjahat yang bersangkutan diminta oleh Da Vinci untuk menjadi model, dan mulailah sosok Yudas Iskariot dilukis.
Namun apa yang terjadi? Ternyata si kriminal tersebut malah menangis tersedu sedu, yang tentu saja menyulitkan proses Da Vinci dalam melukisnya.
Dan akhirnya percakapan terjadi, Da Vinci bertanya padanya apa yang membuatnya sampai sesedih itu.
Dan orang itu menjawab, "Tidakkah kau ingat aku? 10 tahun yang lalu, kau melukisku, dan aku adalah orang yang kau pilih untuk menjadi sosok Yesus."
Menakutkan bukan? Ternyata, sosok Yesus dan Yudas Iskariot di dalam lukisan The Last Supper, dilukis berdasarkan wajah orang yang sama, namun dengan kharakter yang sangat berbeda.

Orang tersebut, pada awalnya memiliki ekspresi wajah yang damai, penuh cinta kasih, kalem, ramah dan tanpa dosa, sesuai kriteria Yesus.
Dan hanya dalam waktu 10 tahun, orang yang sama tersebut, memiliki ekspresi wajah yang kejam, jahat, licik, serakah dan penuh dosa, sesuai kriteria wajah Yudas Iskariot.
Apa yang terjadi padanya dalam kurun waktu 10 tahun itu? Hanya Tuhan yang tahu.
Yang jelas, kehidupan yang keras telah merubah total kharakternya hingga 180 derajat.

Kebenaran cerita ini, saya tidak bisa memastikan, namun andaikan cerita ini benar, sungguh hal itu sangat menyedihkan.
Bagaimana kesibukan kita, kehidupan yang kita jalani, dunia yang begitu keras, dapat menghilangkan cinta dan kasih dalam diri kita, dan bahkan merubah diri kita hingga ke bagian yang paling dasar.
Tepat seperti nasihat sahabat saya, ketika kamu kehilangan jati diri dan karaktermu, maka kamu telah kehilangan semuanya.

Saya semakin bersyukur, bahwa saya selalu meluangkan waktu untuk melakukan evaluasi akan hidup saya. 
Sebagai manusia normal, saya selalu berusaha untuk berubah menjadi lebih baik, lebih sukses.. dengan segala mimpi dan ambisi yang saya miliki.
Namun andaikata nasib berkata lain, dan takdir menyeret saya kedalam keterpurukan, ketika dendam dan benci menguasai akal sehat saya, bukan tidak mungkin kharakter saya akan berubah menjadi sangat jelek dan tidak menyenangkan.
Dan proses evaluasi yang terlihat membosankan dan membuang waktu tersebut, mungkin akan sangat berguna.
Proses evaluasi dan catatan kecil yang selalu saya buat itu, akan membantu saya untuk menyadarkan diri sendiri akan siapa saya, dan bagaimana kharakter saya sebelum bencana menimpa saya.

Bersamaan dengan hampir berakhirnya ulasan saya ini, saya berharap bahwa pengalaman dan pembelajaran hidup yang saya alami, dapat berguna bagi para pembaca sekalian.
Dan sebagai penutup, saya punya kalimat mutiara, yang saya simpan rapat rapat di dalam otak saya.
- When you were a kid, your character was built by your surroundings. But a real man, would build the character of his surroundings. - R.P.
- Ketika kita masih anak kecil, kharakter kita dibentuk oleh lingkungan kita. Tapi seorang pria sejati, akan membentuk kharakter lingkungan di sekitarnya. - R.P.

Dan sebagai penutup, sekali lagi saya berharap semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.Mohon maaf bila ada ejaan yang salah, ataupun jika tulisan ini tidak enak dibaca. Karena memang bukan profesi saya sebagai penulis, namun saya mencoba untuk terbiasa. 

Terima kasih.

Reilly Prabowo.

Wednesday, January 30, 2013

Yes I Did It My Way - Marketing Strategy - Basic Concept.

Like the old Frankie said, "I did it my way"
I just wanna live while I'm alive...
I say the things I truly feel.. 
And not the one of those who kneels..
The record shows I took the blows and did it my way. 
-Bow-

Marketing Strategy - Basic Concept

I've spent 3 years in my life doing marketing in xxx University (Name is for private use only.)  
I have found that, even tho most of my lecturers were damn smart, they can't explain things effectively. 
They often use a high-tech vocab and theory which at times I found very hard to understand. 
On the other hand, marketing is all about communication. 
If they can't communicate it the easiest way possible, it's gonna make our life difficult.. isn't it?
Now I'm doing my own business, and damn it.. business nowadays is all about marketing and promotion. 
So I guess, it's very important that we get a strong solid understanding about the basic of marketing. 
So here I come, with Lecture one, to help you guys with a ready-to-use marketing knowledge.
I may not have any permit to teach or to give a lecture, but certainly, I can communicate it to you in the most simplest and entertaining w`y possible. Please enjoy.
---

In today's world, business is like a battle field. 
No doubt, to win the battle we need a good marketing strategy.
Marketing is different to selling things. 
It's all about communication. 
It's how you strike the mind of the market, so they would think that your product is the best, and so they would come to your place and spend their money and give you profits. 
How? Let me explain it to you.

The rules are simple. Create curiosities, be unique, be sexy and a strategic location.

1. Create Curiosities.
This is to make people wondering, fantasizing and curious about your product. 
It’s important to give the right amounts of information. 
Not too much but not too little. 
If you give too much information, consumers will just lose their interests towards your product, and you don’t want this. 
On the other hand, if you give too little of an info, they will not know what your product is, and they won’t even be bothered to find out. 
An example will explain this situation perfectly.

Example: 
Why women’s breasts are way more interesting than men’s?  
Why a conversation about women’s breasts will create more enthusiasm than men’s chests?  
The answer is not about the shape or what so ever.
It’s simply because we’re being curious, because the information given there is just enough to make you imagine, and you will not know exactly about the details till you really see it.  
To see men’s chests and to find information about it are so easy.  
Just go to the local swimming pool in your area, and you’ll find topless men everywhere.  
Meaning, men’s chests are everywhere. (Too much info)  
We can’t get curious on things explained in details.  
While the women’s breasts at a local swimming pool, are covered 80% only, and this makes us excited. We want to find out more. 

A girl wearing a white tight 2 pieces bikini at your local swimming pool will be more exciting to see than a topless woman at a nude beach.  
It is because in such places, women’s breasts are everywhere. (Too much info) 
But be careful of giving too little information. 
To see the same girl (The girl that wears white tight 2 pieces bikini) in a full thick uniform, or in Muslim’s dress, won’t get you as curious. 
In fact, you won’t even think of anything. 
This is the art of psychological marketing.

2. Be Unique. 
It’s simple. Be different from the rest, don’t be a follower. 
This is to create consumer-awareness. 
So that consumers will notice the existence of your product. 
Again, this is the art of psychological marketing. 
I will give a little example.

Example:
As mentioned above, a girl wearing a white tight 2 pieces bikini at your local swimming pool will be more excited to see than a topless woman at a nude beach.  
Why? 
It’s because she is unique. While the rest was wearing a normal swimming gear, she is being unique by wearing a white tight 2 pieces bikini. 
Definitely all the attention will go to her. 
While to see a pair of breast in a parade of breasts at a nude beach won’t strike anything.  
We won’t even notice the differenbe between all those breasts because there’s nothing special about it. 
So.. Be unique! 
3. Be Sexy.
It can be argued that, today’s world of marketing is mostly about girls. 
The FAQ (Frequently Asked Question) isn’t about the product. 
But in fact, “Is the girl there pretty? Do you have her number?” And so on.
Of course, these strategies will likely to success if the consumers are men.  
But believe it or not, men are trouble for us in the marketing world.  
Why? Remember, men usually buy things only when they really need the items.  
Women are the exact opposite. Women are best consumers. They buy things they don’t need.  
So it’s our job, to turn men into women in terms of buying-behavior.  
How? We can do it by striking their emotions and egos using beauty power.  
Let me tell you, a very pretty sexy girl (She must be attractive and knows how to talk.) has the ability to make an offer men can’t refuse.  
Not seeing things negatively, but if it crosses your mind it’s difficult to find such girls, let me tell you. They are everywhere. 
 All you need to do is to open your eyes, find them, and make use of your resources.

4. Strategic Location. 
Simple, who get the best places first will have a higher chance to win the battle. 
May be some of you never realized that, a location may change your perception towards something. 
A wonderful item being put in a bad location will at times be seen uglier than an average item being put in a strategic location. 
You don’t believe me? Again, example would explain the best.

Example:
I will discuss about a women breast once again.  
Why is it good? What so good about it?  
Most of you will say it’s the shape. 
Okay. Now, close your eyes and imagine.  
Imagine that exact same breast that you say has a good shape, being put rite there on the forehead.  
Is it still as good? 
If you say it would be still as good.. look.. and think again!!
Or if that breast is put right on the knee... 
It is also won’t be as good, isn’t it?  
It will turns out to be disgusting. 
Why? Isn’t that the exact same thing? 
It’s just being put on a different location. 
I guess it is clear that, location plays a big role on your business. 
It can be a decisive factor about the success level of your business.

---- End ----

Some people would find it useful, some would find it funny, some would say it is absurd!!! 
The choice is yours! 
I tried to explain it my way; the most effective, entertaining, fun and simplest way possible.  
Again, I may not have any permit to teach or to give a lecture, but certainly, I can communicate it to you in the best way possible. 

Yes.. it was my way...

Thank you for reading.

Reilly Prabowo.

Canda Tawa - Emansipasi Wanita.

Apalah arti sebuah kehidupan tanpa canda tawa...?
Tersenyumlah... tertawalah.. karena senyuman adalah  bahasa international yang paling hangat dan damai.. sekaligus make-up terbaik bagi kaum hawa!!

-Bow-

Emansipasi Wanita (18++)



Reilly Prabowo.

Canda Tawa - Survey.

Apalah arti sebuah kehidupan tanpa canda tawa...?
Tersenyumlah... tertawalah.. karena senyuman adalah  bahasa international yang paling hangat dan damai.. sekaligus make-up terbaik bagi kaum hawa!!

-Bow-


Survey

Pada suatu ketika, di sebuah kota metropolitan.. Pemerintah mengadakan survey dengan tema "Social Life-Style".
Survey itu berisikan hanya satu buah pertanyaan saja, dikhususkan kepada kaum pria, dan membahas tentang apa yang mereka lakukan setelah berhubungan seksual.

Data yang diperoleh adalah demikian:

5% kaum pria mengatakan mereka langsung tidur pulas sembari mendengkur.

11% kaum pria mengatakan mereka keluar rumah/ruangan dan merokok.

1% kaum pria mengatakan mereka pergi ke dapur untuk mengambil beer dingin yang menyegarkan.

2% kaum pria mengatakan mereka buru buru ke toilet untuk buang air.

dan...

81% kaum pria mengatakan mereka dengan sangat buru buru pulang kerumah, karena istrinya menelepon!

So.... which one are you? ^^


Reilly Prabowo.

Embun Pagi 4 - Takdir.

Setetes embun di pagi hari, selalu memberikan sensasi tersendiri untuk saya. Men-sejuk-kan hati dan menimbulkan beragam ide brilian dalam pikiran. Demikian juga, saya berharap bahwa tulisan yang saya beri nama Embun Pagi ini, bisa mencerahkan hati dan menimbulkan beragam ide dalam benak para pembaca.Semuanya adalah sepenggal kisah dalam kehidupan saya.

-Bow-

Takdir

Semenjak kecil, orang tua saya selalu memberikan nasihat bahwa “Hidup, jodoh dan mati ada di tangan Tuhan.” Dan selama kurang lebih 13 tahun saya hidup berpegang pada prinsip tersebut. Seiring dengan peningkatan usia, bertambahnya pengetahuan dan pengalaman, level intelegensia yang semakin berkembang, tanpa saya sadari saya telah bertambah dewasa. Kekedewasaan inilah yang membuat saya berpikir ulang dan saya berkaca dari pengalaman hidup saya selama ini (25 tahun kurang beberapa bulan), betulkan prinsip tersebut?Apakah manusia tidak bisa lepas dari takdir Tuhan?

Genap di usia saya yang ke 14 tahun, sempat selama kurang lebih 4 tahun saya menjadi jauh dari Tuhan dan menjadi semi-atheis. (Disebut semi atheis karena terkadang jika kondisi saya sangat kepepet, maka tanpa sadar saya berdoa dan menyebut nama Tuhan.) Di luar itu, saya meragukan keberadaan Tuhan dan takdir itu sendiri. Jiwa pemberontak seorang remaja telah menuntut saya untuk berontak dari takdir yang diberikan kepada saya.Dan pada akhirnya, di usia saya yang ke 24 saya merasa telah memahami sepenuhnya makna dari takdir itu, dan sampai di mana manusia biasa seperti kita bisa melawannya jika takdir tidak berpihak pada kita.

Sebelumnya, akan saya ceritakan proses pendewasaan yang telah saya alami.

Saya disekolah kan di sekolah Katolik, SDK St. Maria II Malang, atau lebih akrabnya disebut dengan SD Panderman. Begitu pula dengan SMP nya setelah saya lulus. (Kelas 2 SMP saya mengundurkan diri dari dunia Panderman dan menuntut ilmu di Australia.)Pendeknya, 8 tahun saya mendapat doktrinasi bahwa Tuhan sungguh berkuasa akan nasib kita, dan “Hidup, jodoh dan mati ada di tangan Tuhan.” Persis seperti apa kata orang tua saya.

Masa remaja saya di Australia, seperti yang diceritakan di atas, saya sempat menjadi semi atheis dan tidak percaya akan keberadaan Tuhan dan takdir.Mengapa? Karena pada waktu itu, saya menginginkan sesuatu dengan amat sangat dan saya tidak bisa mendapatkannya. Saya terus berdoa dan berusaha dengan halal, namun tetap tidak bisa.Semua orang di sekitar saya berkata, “Sudahlah, relakan saja, mungkin memang bukan nasibmu.”Namun saya melakukan yang sebaliknya, saya melanggar ajaran Tuhan dan terbukti manjur, saya mendapatkan apa yang saya inginkan tersebut. Semenjak kejadian itu, saya menjadi sangat sombong, dan ego saya mengalahkan arti keberadaan Tuhan dalam hati saya.

Kalau ditaruh dalam kata kata, kira kira ego saya seperti ini:

“Persetan dengan Tuhan dan seluruh takdirnya, Tuhan itu ya diri kita sendiri. Apa yang kita mau, harus kita dapat, dan kita akan mendapatkannya.”

Ditambah lagi, saya mengambil jurusan science fisika yang sangat bertentangan dengan alkitab yang telah diajarkan kepada saya selama 8 tahun tersebut. Lengkaplah sudah penyangkalan saya akan takdir dan keberadaan Tuhan.

Namun, berkat demi berkat, keberuntungan demi keberuntungan, perlahan lahan membuat saya percaya akan keberadaan Tuhan. Dan hati kecil saya berkata, mungkin Tuhan itu memang ada. (Teman teman saya sering berkata kalau saya itu hogi, lucky, bejo, dan lain lain entah karena apa.)

Semenjak itu, pencarian jati diri dan jawaban akan pertanyaan saya tentang “Apakah benar kita tidak bisa menentukan takdir kita sendiri?” telah dimulai.

Dan di usia saya yang ke 25 tahun dikurangi beberapa bulan, saya merasa telah menemukan jawabannya, dan saya merasa ingin berbagi.

Poin pertama, saya selalu beranggapan jika kita memiliki ketetapan hati dan kekerasan tekad, kita tidak kenal menyerah dan mau berusaha, maka takdir 100% akan ada di telapak tangan kita sendiri. Marilah kita tidak bermanja manja dan beralasan bahwa takdir tidak berpihak pada kita, namun marilah kita berusaha untuk menentukan jalan hidup yang kita inginkan dan menentukan takdir kita masing masing. Saya berhasil membuktikan poin saya ini.

Poin kedua, perlu di ingat bahwa tidak semua manusia memiliki tekad sekeras yang kita punya. Ada banyak orang di sekitar kita yang berpasrah pada nasib, dan sayangnya orang orang tersebut turut berkontribusi di dalam hidup kita.

Poin ketiga, faktor bencana alam atau kejadian tidak terduga juga kerap terjadi di dalam hidup ini yang membuat saya menjadi bertanya tanya, apa betul takdir seseorang tidak bisa dirubah?

Akhirnya saya menggolongkan takdir tersebut ke dalam dua bagian. Takdir yang menyangkut hanya diri kita dan bisa kita rubah, dan takdir absolut kita dimana kita tidak bisa berbuat banyak untuk melawannya.

Untuk memudahkan, saya akan memberi beberapa contoh:

1. Orang yang ditakdirkan lahir cacat, dengan pantang menyerah ingin berguna bagi masyarakat, dan akhirnya berhasil.

2. Kesembuhan ajaib yang sering kali terjadi, sampai beberapa kasus extreme diliput oleh media masa, karena kekerasan tekad mereka lah mereka lolos dari maut. Sembuh dari kanker dan lain lain.

3. Sering saya tahu orang yang lahir dari background keluarga yang sangat miskin bisa sukses dan berguna di masyarakat. Bahkan dalam kasus tertentu, menjadi sangat kaya karena mereka sangatlah rajin dan pantang menyerah dalam usahanya.

4. Korban bencana alam yang berhasil pulih dan meniti ulang semua usahanya sehingga bisa sukses dan membantu korban lainnya yang belum mampu untuk berdikari. 
Mereka sama sama terpuruk, tapi hanya beberapa yang mempunyai tekad dan keyakinan untuk bisa bangkit dan merubah takdir mereka.

Ini adalah contoh sederhana takdir yang ada di dalam genggaman tangan kita. Kita bisa merubahnya asal kita mau berusaha.

Dan sebagai perbandingan, akan saya berikan contoh sederhana takdir absolut yang tidak bisa kita rubah:

1. Banyak orang yang berusaha sekeras mungkin untuk bisa sembuh dari penyakit akut, namun meninggal di meja operasi karena dokternya tidak berkompeten atau terjadi malpraktik.

2. Korban bencana alam seperti tsunami dan gempa yang langsung meninggal di tempat.

3. Kecelakaan dikarenakan orang lain yang kurang bertanggung jawab, contohnya supir bus yang ngebut di jalan tol dan tanpa sengaja menabrak mobil lainnya dan jatuh korban.

Saya yakin, manusia dengan tekad sekeras apapun, dengan otak sejenius apa pun, tidak akan sanggup berbuat banyak untuk merubah takdirnya jika kejadian ini menimpa mereka. Itu adalah faktor faktor di luar kemampuan kita untuk mengatasinya.

Michael Jordan pernah mengatakan hal yang saya sukai sekali. “Jangan memusingkan hal hal di luar kemampuan dan jangkauanmu, karena kamu tidak akan pernah bisa merubahnya. Tapi fokuslah dengan apa yang kamu bisa dan cobalah untuk merubah hal hal kecil dalam hidupmu.”

Seluruh proses pendewasaan tersebut, menjurus pada satu titik.Bahwa benar adanya, hidup dan mati itu di tangan Tuhan.Tapi, bagaimana kita menjalani hidup, dan apakah kita akan dikenang setelah kita mati, itu murni ada di dalam tangan kita. Hal inilah yang membuat saya tetap berjuang dan memberikan yang terbaik dalam setiap apa yang saya lakukan. Takdir saya untuk sukses, bahagia dan sehat itu murni berada di dalam jangkauan saya.Tetapi bagaimana saya meninggal, dan bagaimana saya bisa terlahir di dunia ini, itu adalah urusan Tuhan yang akhirnya keberadaanya bisa saya terima dengan akal sehat saya. Itu bukanlah urusan saya.

Urusan saya hanyalah, saya tahu saya bisa menjadi yang terbaik dan selama saya masih bisa bernafas ada banyak hal yang bisa saya lakukan sebelum saya mati. Karena menurut saya, kematian yang menyedihkan adalah kematian yang tidak berarti, dan setelah kita tiada, tidak ada seorangpun yang akan mengenang keberadaan kita.

-----

Lalu bagaimana dengan jodoh?

Apakah jodoh termasuk dalam takdir yang bisa kita rubah, ataukah itu juga berada di luar jangkauan kita?

Seringkali kita mendengar kata kata, “Memang tidak berjodoh”, atau “Yah kalau nggak jodoh mau diapain lagi?” dan lain lain sejenisnya. 

Sampai dibuat film China yang sangat mengharukan, kalau tidak salah judulnya Sam Pek Eng Tai. (Maaf kalau penulisan saya salah, karena saya kurang mendalami sastra China.) Intinya kalau tidak salah, sampai mati tidak berjodoh meskipun segala daya upaya telah dilakukan.

Benarkan demikian? Apakah jodoh bukan di tangan kita? Penelitian dan pengalaman saya membuahkan pemikiran sebagai berikut.

Sebuah pepatah mengatakan, “You need two hands to clap.” yang berarti “Kamu perlu dua tangan untuk bertepuk tangan.”

Tepuk tangan adalah simbol kepuasan dan kegembiraan. Itu adalah perasaan yang sama ketika anda bertemu dengan jodoh atau pasangan yang pas di dalam hidup anda.Dalam hal ini, bisa diumpamakan bahwa pria adalah tangan kanan sebagai kepala keluarga, dan wanita sebagai tangan kiri yang siap membantu sang pria kapan saja.Sanggupkah kita sebagai individu memaksakan takdir kita dalam perjodohan? Jawabnya mungkin saja, namun bersyarat. Bahwa pasangan kita pun mempunyai pemikiran yang sama dengan apa yang kita miliki.Bisa dikatakan bahwa, jodoh ini termasuk ke dalam bahasan poin ke dua yang saya sebutkan tadi di awal tulisan ini.

(Tidak semua manusia memiliki tekad sekeras yang kita punya. Ada banyak orang di sekitar kita yang berpasrah pada nasib, dan sayangnya orang orang tersebut turut berkontribusi di dalam hidup kita dan kebetulan menjalin hubungan dengan kita.)

Dengan demikian, jodoh tidaklah 100% berada di bawah kendali kita sebagai manusia.Menurut bijak saya, yang bisa kita lakukan hanyalah, mempersiapkan diri kita sebaik mungkin sehingga jika kesempatan dan jodoh tersebut datang menyapa kita siap menerimanya dan kita mampu untuk bertepuk tangan dengan riang gembira.

-----

Akhir kata, saya rasa pepatah dari orang tua saya itu tidak sepenuhnya salah, dan tidak sepenuhnya benar juga.Terkadang kita tidak bisa lepas dari takdir, namun kita bisa membuatnya menjadi lebih baik.Kita tidak bisa menghindari kematian, menolak kehidupan maupun memaksakan jodoh kita.Tapi kita bisa berjuang untuk memilih jalan hidup kita masing masing, mempersiapkan diri kita sampai titik maksimal sehingga ketika kesempatan itu datang kita siap dan itu tidak sia sia. Karena kesempatan hanya datang beberapa kali saja dalam seumur hidup kita.

Louis Pasteur pernah berkata, “Chances will come for those who are ready for it.”Itu artinya, kesempatan akan datang kepada orang yang siap. Mengapa seperti itu? Karena jika kita tidak siap, dalam arti kata lain kita tidak sanggup, maka kesempatan itu akan lewat begitu saja.

Kita tidak bisa menentukan kapan hari kematian kita maupun dengan cara apa kematian akan datang menjemput kita. Itu di luar kuasa kita. Namun kita sangat berkuasa untuk menentukan takdir kita selama kita hidup, sehingga kita bisa hidup sesuai dengan keinginan kita, dan kematian kita tidaklah sia sia. Dengan mengetahui kita hidup dengan penuh makna, dan kita berarti bagi banyak orang selama kita hidup, kematian menjadi tidak begitu menakutkan, karena pada akhirnya setiap orang pun akan menjumpainya.Pada intinya, jika kita harus mati, marilah kita mati tanpa rasa penyesalan.

Kini, ketika ada orang yang berkata kepada saya kalimat ini, “Hidup, jodoh dan mati ada di tangan Tuhan.” saya hanya menganggukkan kepala, karena untuk menjelaskan panjang lebar akan sangat memakan waktu. Tapi sesungguhnya, sangat besar sekali keinginan saya untuk bisa mengetuk pintu hati setiap orang yang saya kenal.Untuk menyadarkan mereka bahwa kita bisa menentukan jalan hidup yang kita inginkan!! Janganlah kita berpasrah pada nasib. Kehidupan apa yang kita inginkan, dengan cara apa kita ingin menjalaninya itu ada di tangan kita asalkan kita berani untuk melakukannya.

Untuk mengakhiri ulasan saya ini, saya punya sebuah kalimat mutiara yang begitu indah.

- When I was born, I was the only one crying and everybody around me was smiling. I will live my life, so when I die, I will be the only one smiling, and everybody around me is crying. -Ketika kita dilahirkan dalam wujud seorang bayi, di dalam ruangan tersebut semua orang tersenyum menyambut kehadiran kita, dan suara tangisan yang terdengar hanyalah suara tangisan kita sebagai seorang bayi.

Jalanilah hidupmu dengan penuh makna. Berikan yang terbaik untuk orang orang di sekitarmu. Jadilah contoh dan teladan bagi mereka. Dan lebih lanjut lagi, jadilah figur yang dihormati dan dicintai.Sehingga ketika kita meninggal nanti, kita tahu dan kita sadar bahwa hidup kita tidaklah sia sia. Dan pada saat kita meninggal, kita akan meninggal dengan senyum kepuasan tanpa rasa penyesalan. Dan pada saat itu, semua orang akan menangis bersedih melepas kepergian kita.

Paling tidak, itulah harapan saya, dan saya akan berusaha sekeras mungkin untuk mewujudkannya.Dan sebagai penutup, sekali lagi saya berharap semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.Mohon maaf bila ada ejaan yang salah, ataupun jika tulisan ini tidak enak dibaca. Karena memang bukan profesi saya sebagai penulis, namun saya mencoba untuk terbiasa. 

Terima kasih.

Reilly Prabowo.

Embun Pagi 3 - Nilai Seorang Pria.

Setetes embun di pagi hari, selalu memberikan sensasi tersendiri untuk saya. Men-sejuk-kan hati dan menimbulkan beragam ide brilian dalam pikiran. Demikian juga, saya berharap bahwa tulisan yang saya beri nama Embun Pagi ini, bisa mencerahkan hati dan menimbulkan beragam ide dalam benak para pembaca.
Semuanya adalah sepenggal kisah dalam kehidupan saya.

-Bow-

Nilai Seorang Pria

Pada waktu saya masih SMP di SMPK Santa Maria II Malang, ada seorang guru saya mengatakan hal yang menarik. (Almarhum.)
Dia berkata, “Seorang pria dapat dinilai dari 3 Ta. Itu adalah, harTA, tahTA dan waniTA.”
Dia memberikan contoh dirinya sendiri, dia adalah guru yang mempunyai penghasilan pasti, rumah dan mobil. Dari segi harta, dia ada.
Dia adalah guru yang sudah diangkat menjadi pegawai negeri, dan sudah mengajar puluhan tahun di SMP swasta tersebut. Dari segi tahta, dia ada.
Dia adalah seorang pria yang mempunyai istri yang sangat setia. Dari segi wanita, dia ada.
Maka, menurut dia, lengkaplah dia sebagai seorang pria sejati.
Apa yang dia katakan itu, menurut hemat saya, adalah hal paling berharga yang pernah dia ajarkan kepada saya dalam kurun waktu 2 tahun saya bersekolah di SMP tersebut.
Dalam hal ini, harta adalah materi yang kita punya. Dalam arti lain, tolak ukur kekayaan kita. Sedangkan tahta adalah kedudukan kita di masyarakat. Jabatan, pekerjaan, bisnis maupun status sosial adalah contoh tahta dalam hal ini. Sedangkan wanita adalah pendamping dalam hidup kita sebagai seorang pria yang telah berkeluarga, atau akan berkeluarga.

Harta, tahta dan wanita, sebetulnya adalah 3 hal yang berkesinambungan. Biarlah saya bagi menjadi 3 kasus.
  1. Pria dapat menggunakan harta dan tahta untuk mendapatkan wanita.
Contoh:
Cowok meskipun tampangnya pas pas an, tapi menyandang status sebagai anak orang kaya (Tahta) dan naik mobil buatan eropa yang mewah (Harta) bisa mendapatkan wanita cantik.

  1. Pria dapat menggunakan harta dan wanita untuk mendapatkan tahta.
Contoh:
Dengan menggunakan uang, kita bisa menentukan posisi kita di masyarakat. Para Caleg (Calon Legislatif), rela menghabiskan harta ber ratus ratus juta, bahkan M, hanya untuk mendapatkan kursi di dewan perwakilan rakyat. (Contoh harta dapat digunakan untuk mencari tahta.)
Dengan menikahi seorang anak milyuner, maka seorang pria yang tidak berkecukupan pun tidak akan lagi dipandang sebelah mata. Tahta dia meningkat dari “Pemuda miskin” menjadi tahta yang baru, “Menantu Milyuner.” (Contoh wanita dapat digunakan untuk mencari tahta.)

  1. Pria dapat menggunakan tahta dan wanita untuk mendapatkan harta.
Contoh:
Setelah mendapatkan tahta di kursi dewan perwakilan rakyat, para Caleg yang terpilih tersebut dapatlah menggunakan suaranya untuk mencari harta, baik dengan cara legal maupun illegal. (Contoh tahta dapat digunakan untuk mencari harta.)
Seringkali seorang pria mendekati wanita pujaannya hanya karena perempuan tersebut orang kaya dan tidak mempunyai saudara lelaki. Sehingga jika mereka menikah kelak, otomatis perusahaan keluarga dari sang perempuan akan menjadi milik pria tersebut. (Contoh wanita dapat digunakan untuk mencari harta.)

Kebetulan, beberapa hari yang lalu saya berbincang bincang dengan orang sukses di Indonesia. Beliau adalah salah satu pemilik HBI Group, (Hotel Banjarmasin International.) yang notabene adalah salah satu one stop entertainment complex terbesar di Indonesia. Kebetulan HBI Group melakukan sebuah investasi dalam bentuk Mall terbesar di kota saya yang indah ini, dan beliau menetap di sini untuk menstabilkan keberadaan mall tersebut.
Dia berkata, “Setelah saya sukses, (Dulu belum sukses.) saya baru menyadari. Ada 3 cara untuk menjadi kaya. Yang pertama, kerja keras. Yang kedua, menikahi anak orang kaya. Yang ke tiga, menang lotere atau judi.”
Menurut beliau, dia mengambil langkah pertama karena pada waktu dia masih muda, dia belum mengetahui 2 cara yang lain. Jadi dia menghabiskan masa muda nya dengan bekerja keras. Saya pun sharing pendapat dengan dia, dan kita berdua tertawa terbahak bahak membahas “Nilai seorang pria” ini.

Saya berpikir, apakah hanya berdasarkan inilah seorang pria dinilai? Dari betapa banyak uang yang dia miliki, dari betapa besar kekuasaan dia, atau dari betapa cantik wanita yang ada di sampingnya. Apakah hanya berdasarkan ini? Jika memang iya, betapa sedihnya dunia tempat kita berada ini? Karena menurut saya, seorang pria haruslah mempunyai nilai yang lebih daripada hanya sekedar harta, tahta dan wanita.

Saya yakin, 95% dari kita menilai orang lain dari apa yang tampak di luarnya. Coba ingat ingat, berapa sering kita mendengar kalimat kalimat seperti ini?

  1. Wih, sukses ya dia. Perusahaannya banyak!! Dia pasti orang hebat!! (Menilai dari harta dan tahta.)
  2. Luar biasa, dia terpilih menjadi orang terkaya nomer….. (Menilai dari harta.)
  3. Wah, ga berani ngomong bro kalau dia.. yang punya kota.. sapa yang berani ama dia? (Menilai dari tahta.)
  4. Anjrit, cakep abis tu bini nya? Naik Mersi lagi. Wih wih wih… (Menilai dari harta dan wanita.)

Saya sering kali menjumpai kalimat seperti ini dalam hidup saya. Jika orang lain menceritakan orang lain, kalimat yang sering terdengar pun akan selalu membahas hartanya, tahtanya, maupun wanita nya.
Misalnya:

  1. Gila dia hebat lho!! Tau ga? Gedungnya lima lantai bro!! (Atau bahkan lebih).
  2. Ah dia mah hebat. Mobilnya ganti ganti terus.
  3. Gila, cewek yang dia bawa cakep cakep semua ya!!

Kalau di ingat ingat kembali, beginilah 95% orang menceritakan orang lain. Berapa banyak orang, yang membahas apa yang si A lakukan, ketimbang membahas apa yang dipunyai oleh si A?

Kebetulan saya terlahir di keluarga yang lumayan sejahtera. Dan kebetulan juga, saya di kelilingi orang orang yang termasuk dalam golongan 95% di atas tersebut. Sering kali saya menjumpai orang yang mendeskripsikan saya, bukan dari apa yang saya lakukan, melainkan dari apa yang saya punya. Jujur saja, terkadang saya bosan mendengarnya. Sesempit itu kah pikiran orang orang di sekitar saya? Kalimat kalimat seperti berikut sering kali terdengar ketika orang orang membicarakan saya:

  1. Wahh, enak ya. Pulang dari kuliah langsung di siapkan perusahaan oleh orang tuanya.
  2. Wahh, enak ya. Ga perlu susah susah cari uang. Orang tuanya udah berkecukupan.
  3. Hei bro, ngapain sih kamu kerja keras gitu? Orang udah kaya?
  4. Wahh gila man. Gonta ganti cewe terusss…

Jujur saja, saya bosan mendengar kalimat kalimat seperti itu. Saya lebih suka mendengar orang membahas perbuatan baik yang saya lakukan, ketimbang mereka membahas apa yang saya punya. Pada kenyataannya, rata rata manusia memang lebih tertarik untuk membahas materi. Seru dan bisa membuat kita berandai andai.

Para pembaca, beberapa waktu lalu saya menonton film yang menurut saya keren sekali di sebuah stasiun televisi. Judulnya Batman Begin. Seperti film film Batman yang lain, aksi heroiknya sungguh memukau, dan membuat saya berandai andai… Andaikan saya bisa melakukan apa yang dia lakukan, saya bisa membayangkan tetes haru air mata orang tua saya, dan betapa bangganya mereka kepada saya.

Pada bagian akhir film tersebut, Batman terlibat sebuah percakapan dengan seorang gadis yang pada saat itu diperankan dengan manis oleh Kattie Holmes.
Waktu itu, karena sang Batman akan berkelahi, si gadis tersebut takut tidak akan bisa berjumpa kembali dengan sang idola, maka dia menanyakan identitas Batman. Jawab Batman kepadanya, “ It’s not the mask, but what I do that defines me.”
(Artinya: Bukan topeng saya… tapi apa yang saya lakukan itulah yang menunjukkan siapa jati diri saya sebenarnya.)
Luar biasa!! Menurut saya, jawaban dia itu sangatlah keren. Sampai sampai saya menjadikan “Quotes” Batman tersebut menjadi nickname saya di Blackberry Messenger.

Kalau di kehidupan kita sehari hari, topeng Batman tersebut dapatlah menjadi simbol status sosial kita. Seperti yang saya katakan di atas, orang sering kali menilai sesamanya dari siapa mereka, apa pangkat mereka, apa yang mereka punya, dan lain lain. Bukan dari apa yang mereka perbuat.
Pejabat, walaupun korup dan sering kali bertingkah laku tak ubahnya binatang, mendapat respek penuh dari khayalak ramai.
Kuli bangunan, yang walaupun income nya pas pas an, bisa memberikan sedekah kepada orang lain yang lebih membutuhkan, atau beberapa perbuatan mulia lainnya, namun tetap tidak mendapatkan respek yang pantas dari masyarakat kita.

Coba bandingkan, berapa lama orang akan menceritakan perbuatan mulia seorang kuli bangunan, daripada seorang pejabat yang masuk rekor sebagai orang terkaya nomor ke sekian.

Serendah itukah pikiran kita? Hanya melihat dari materi materi dan lagi lagi materi?

Menurut saya, apa yang dapat di nilai dari seorang pria, jauhlah lebih dari sekadar materi yang dia punyai. Jauh lebih dari sekadar harta, tahta dan wanita yang dia punyai.
Melainkan, seberapa besar tanggung jawab dia sebagai seorang pria? Seberapa ber-integritas kah dia? Seberapa mulia kah hatinya? Apakah dia bijaksana?
Menurut saya, hal hal seperti itulah yang membangun jati diri seorang pria. Tapi sayangnya, hanya segelintir orang yang berpendapat seperti itu.

Di awal tulisan ini, saya berkata bahwa pelajaran tentang “Harta, tahta dan wanita” yang saya dapat dari almarhum guru saya tersebut, merupakan pelajaran yang sangat berharga.
Mengapa? Bukan cara menilai orang dari materi lah yang saya anggap berharga, namun hal tersebut selalu mengingatkan saya akan betapa rendahnya mental guru saya tersebut.
Dan jika ada seribu guru lain yang seperti dia, akan ada berapa puluh ribu orang kah yang akan menyerap apa yang dia ajarkan, dan akan berpikir seperti dia?
Saya sangat sedih jika membayangkan hal tersebut.

Akhirnya saya mengambil kesimpulan. Apa yang dia ajarkan tersebut, tentang harta, tahta dan wanita, sangatlah bagus jika itu kita serap sebagai motivasi kita.
Biarlah itu menjadi target kita. Namun, jalan apa yang kita pilih dalam mencapai target tersebut, bagi saya, itu menentukan nilai saya yang sesungguhnya sebagai seorang pria.

Dan sebagai penutup, sekali lagi saya berharap semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.
Mohon maaf bila ada ejaan yang salah, ataupun jika tulisan ini tidak enak dibaca. Karena memang bukan profesi saya sebagai penulis, namun saya mencoba untuk terbiasa. Terima kasih.

Reilly Prabowo.

Embun Pagi 2 - Roda Kehidupan.

Setetes embun di pagi hari, selalu memberikan sensasi tersendiri untuk saya. Men-sejuk-kan hati dan menimbulkan beragam ide brilian dalam pikiran. Demikian juga, saya berharap bahwa tulisan yang saya beri nama Embun Pagi ini, bisa mencerahkan hati dan menimbulkan beragam ide dalam benak para pembaca.
Semuanya adalah sepenggal kisah dalam kehidupan saya.

-Bow-

Roda Kehidupan

Di usia saya yang ke 24 (Usia pada saat tulisan ini dibuat), saya telah mengalami banyak hal baik itu positif maupun negatif. Semuanya turut berkontribusi untuk membentuk siapa saya sekarang, dan saya yakin di kemudian hari saya masih akan terus berkembang dan berubah untuk menjadi orang yang lebih baik. Demikian juga dengan para pembaca. Di kesempatan ini, saya ingin bercerita tentang sebuah kejadian yang merubah hidup saya, pola pikir saya dan perilaku saya sebagai seorang manusia.

Kisah ini terjadi di sekitar tahun 2006, di Australia tempat saya menuntut ilmu selama 9 tahun. Pada waktu itu saya berumur 21 tahun.

Dulu, saya adalah orang yang sangat sombong. Dengan kepercayaan diri yang sangat berlebihan, dengan background keluarga yang lumayan berada, dengan menjadi anak bungsu yang sangat dimanja, dengan memiliki para sahabat yang selalu siap melindungi saya... dan dengan beberapa hal lainnya yang membuat saya menjadi manusia yang sombong dan tidak perduli akan orang lain.

Pada tahun 2006, saya bertemu seorang gadis. Gadis ini, menurut saya, sangatlah bijaksana. Dia memiliki kecerdasan di atas rata-rata, wajah dan fisik yang mendukung, dan yang paling penting, dia sangatlah paham arti sebuah kehidupan dan sangat rendah hati. Mungkin itu dia pelajari dari ajaran agama Budha yang menjadi kepercayaannya. (Seingat saya. Jika salah, mohon maaf yang sebesar besarnya.) Maklum, orang Medan rata rata beragama Budha. Saya pun sempat dekat dengannya, dan sempat pula jatuh hati. Entah karena apa, dia memanggil saya dengan sebutan "Anak Manja."

Gadis ini, yang menurut saya lebih baik identitasnya dirahasiakan, dia menasihati saya akan banyak hal.
Hal paling mendasar yang setiap waktu dia nasihatkan kepada saya adalah, rendah hati, kerja keras dan taat akan peraturan.

Menurut saya, sepanjang hidup saya, dia adalah gadis dengan pemikiran paling idealis yang saya kenal. Itulah sebabnya, dia memilih untuk tinggal di Australia daripada di negara tempat dia dilahirkan, karena hukum di Indonesia sangatlah tidak jelas batasan batasannya. Pendeknya, negara yang kacau. Berbeda dengan Australia yang sangat rapi dan hukumnya jelas.
Tipe orang seperti itu, berlawanan seratus delapan puluh derajat dengan saya dan pandangan hidup saya.

Pada waktu itu, paham saya adalah, sombong itu tidak apa apa, asalkan punya alasan untuk menyombongkan diri. Dalam hal ini, prestasi pribadi dan semacamnya, bukan prestasi orang tua.
Saya pun adalah orang yang sangat malas, dan menurut dia, manja. Jika ada orang lain yang mau dan sanggup untuk melakukan, maka saya bahkan tidak akan mencoba untuk melakukan hal itu. Intinya, saya banyak bergantung kepada orang lain.
Terlebih lagi, menurut saya, peraturan itu dibuat untuk dilanggar.
Lengkaplah sudah, dan nasihat nasihat yang dia berikan, hampir tiap hari, via MSN Messenger maupun face-to-face, selalu berakhir dengan perdebatan panjang. Dalam hal ini, yang akan saya bahas, adalah percakapan saya dengan dia tentang rendah hati VS kesombongan.

Dia, yang kurang setuju akan sikap sombong saya, suatu hari berkata, "Kamu jangan sombong begitu lah.. Kamu musti inget, terkadang orang di atas, terkadang pula orang di bawah. That's why they call it the circle of life, alias roda kehidupan." (Dijelaskan dengan cara saya sendiri, pokoknya, intinya seperti itu.)

Saya membantah, "Lho, terserah kalau orang menganggap hidup itu bulet kaya roda.. menurutku, hidup itu kotak, kaya tangga. So I built my step one by one. Meningkat hari demi hari. Jadi kalo jatuh, ga langsung di bawah kaya roda.. tapi turun 2 ato 3 tingkat saja!"

Dia menjawab, "What if shit happens?" (Bagaimana kalau apes?)

Saya membantah, "Then I'll make sure shit doesn't happen to me." (Ya aku akan berbuat segala sesuatu supaya ke-apes-an itu tidak menghampiriku.)


Seingat saya, itu mengakhiri perdebatan karena dia kehabisan kata kata. Para pembaca, pada waktu saya berkata seperti itu, saya dalam kondisi berkecukupan. Pelajar bermobil, punya tempat tinggal yang layak, teman yang banyak, banyak teman perempuan dan uang saku yang kalau habis tinggal minta lagi.
Tidak pernah terlintas dalam benak saya, bahwa suatu waktu dalam hidup saya, saya akan berada dalam kondisi keuangan yang sulit, tidak punya rumah dan tidak punya mobil.
Dan parahnya, kondisi apes itu, yang bahasa inggrisnya shit itu tadi, terjadi.

Pada tahun 2007, mobil saya tabrakan hebat dan harus masuk bengkel. Kontrak rumah tidak bisa diperpanjang. Tidak mendapat uang saku lagi (Permintaan pribadi, karena saya sudah mulai bekerja.), dan berhubung gaji saya masi minimal dan tidak mencukupi kebutuhan saya, ditambah uang reparasi mobil, jadilah saya mengalami krisis moneter.

Disitulah, untuk pertama kalinya dalam hidup saya (Dan saya harap, untuk yang terakhir kalinya) saya dalam kondisi tidak bermobil, tidak berumah dan tidak berduit. Pada waktu itu, saya sudah tidak terlalu dekat dengan gadis tersebut. Meskipun saya yakin, kita tetap dekat di hati, namun kita jarang berjumpa. Maklum, dia sudah ada yang punya.

Tapi, nasihat demi nasihat yang dia katakan hari demi hari tanpa kenal lelah, timbul dalam otak saya. Betapa saya menyadari kebodohan saya, dan betapa saya mengagumi dia karena kebijaksanaannya. Padahal usia kami tidak terpaut jauh. Dia lebih tua dari saya 47 hari. Tapi dia bisa memberi saya nasihat, yang pada waktu itu bahkan tidak saya dengarkan, namun ternyata bermanfaat. Tapi karena gengsi dan kesombongan saya yang terlalu tinggi, saya tidak membahas hal ini dengan dia. Saya hanya menyimpannya sendiri dan berterima kasih di dalam hati. Mungkin, sekarang ini dia sudah lupa akan adanya percakapan semacam itu dengan saya, kecuali bagian yang dia panggil saya dengan sebutan "Anak manja", tapi saya akan tetap mengingatnya. Karena pada detik saya menyadari bahwa dia benar, adalah detik saya berubah menjadi orang yang lebih baik dan bersahaja.

Saya menghargai, dan jauh lebih menghargai daripada sebelumnya, arti sebuah sahabat. Dalam waktu ketidak punyaan saya akan segala hal, mereka telah ada untuk saya. Saya dalam kesempatan ini, ingin berterima kasih kepada para sahabat sahabat saya jika mereka kebetulan membaca tulisan ini.

Di sini saya ingin menegaskan, sebaiknya kita sebagai manusia, janganlah sombong dan tinggi hati. Alasan pertama, di atas langit masih ada langit. Alasan kedua, seperti pepatah, padi semakin tua semakin merunduk, dan tong kosong nyaring bunyinya. Semakin "berisi" seseorang tersebut, maka dia akan semakin rendah hati, dan orang yang biasanya berkoar koar, itu tidak ada apa apanya.
Tidaklah perlu kita menyombongkan diri kita, karena jika kita terlalu sombong kita akan terlena dan tidak menyadari akan nasib sial yang akan mendatangi kita.

Tak lupa dalam kesempatan ini, saya ingin menyampaikan rasa terima kasih saya kepada gadis tersebut, karena sudah memberikan saya sebuah nasihat tanpa kenal lelah, meskipun saya baru menyadari bahwa dia benar beberapa bulan setelahnya. Sebuah nasihat yang mampu merubah saya menjadi manusia yang lebih baik daripada sebelumnya. Girl, you know who you are.. Thx for being my friend, and for all of the things that you've done to me. You've been a great friend, and I hope we can always keep in touch.

Dan sebagai penutup, sekali lagi saya berharap semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.
Mohon maaf bila ada ejaan yang salah, ataupun jika tulisan ini tidak enak dibaca. Karena memang bukan profesi saya sebagai penulis, namun saya mencoba untuk terbiasa. Terima kasih.

Reilly Prabowo.